Skripsi merupakan mata kuliah yang banyak ditakuti oleh mahasiswa. Tidak sedikit dari mahasiswa yang merasa cemas ketika berhadapan dengan skripsi. Padahal skripsi tersebut adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Namun, banyak juga mahasiswa yang berupaya berusaha keras untuk menyelesaikan skripsinya.
Salah satunya Fatimah Kurai dari Program Studi Hukum Pidana Islam Fakultas Syariah yang berhasil menyelesaikan skripsinya tepat pada waktunya dan mendapatkan predikat skripsi terbaik di Fakultas Syariah. Wanita kelahiran Duri, 21 November 1998 ini adalah anak dari Bapak Syahrial dan Ibu Yurnetti yang merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Yang mana ayahnya bekerja sebagai buruh serabutan dan ibu rumah tangga. Lahir di keluarga yang sederhana tidak melunturkan semangatnya untuk menempuh pendidikan perguruan tinggi di IAIN Bukittinggi. Sebelum ia masuk ke IAIN Bukittinggi, ia pernah lulus salah satu perguruan tinggi lain dengan jalur SPAN-PTKIN. Hanya saja ada beberapa hal yang tidak memungkinkan ia untuk dapat mengeyam pendidikan disana. Sehingga mau tidak mau ia mesti menerima itu semua dengan ikhlas.
Tidak habis dari sana ia mengalami berbagai kesulitan. Fatimah merupakan alumni dari SMAN 4 Bukittinggi dengan jurusan IPS. Harus bisa berbaur dengan teman-teman yang tamatan MAN dan pesantren. Sehingga membuatnya sempat menyerah dan merasa insecure kepada temannya. Ia dulu hanya mendapatkan pendidikan agama Islam secara umum, tidak sama dengan teman-temannya. Ketika itu dia mencoba terus menerus untuk belajar perlahan demi perlahan untuk tidak terlalu jauh ketinggalan dari teman-temannya. Berkat tekad yang kuat dan kerja kerasnya ia dapat melewati masa-masa sulit tersebut.
Pada akhirnya ia dapat mengakhiri perkuliahannya dengan menjadi wisudawati kategori skripsi terbaik. Skripsinya yang berjudul “Sanksi Prostitusi Online Terhadap Anak Menurut Perda Bukittinggi Nomor 3 Tahun 2015” yang dibimbing oleh Hj. Shafra, M.Ag membuat Fatimah harus terjun kelapangan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan judulnya. Tidak sedikit penolakan yang diterima olehnya ketika melakukan penelitian. Penolakan yang diterima saat ingin mendapatkan data sampai penolakan dalam melakukan wawancara. Penolakan serta berbagai macam cemoohan menjadikan itu sebagai salah satu motivasinya untuk terus menerus menalaah kasus tersebut hingga akhirnya menjadi sebuah karya ilmiah dalam berbentuk skripsi. Dengan adanya keyakinan, kegigihan serta dukungan dari keluarganya tersebut ia dapat menghadapi sidang munaqasyah skripsi dengan memperoleh nilai 92,4 (A).
Tidak terlepas dari itu semua, ia melakukan ini juga termotivasi dengan perjuangan kedua orangtuanya, dukungan materil dari saudara-saudaranya dan janji pada diri sendiri untuk selalu berusaha bisa. Sehingga ia bisa menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya. “Tidak ada hal yang sia-sia yang dilakukan selagi kita percaya sepenuhnya kepada Allah SWT, bahwa di dalam kesulitan pasti ada kemudahan.” Itulah motto yang selalu ia ingat sampai saat ini. Selalu berusaha bersyukur apapun keadaannya. Dengan adanya rasa syukur tersebut didalam dirinya, ia yakin akan mudah melewati masa sulit tersebut. “Untuk teman-teman yang baru melakukan bimbingan penulisan atau sedang bimbingan ayo semangat jangan suka mengeluh kejar dan kerjakan revisinya secepatnya. Kita akan dapat menuju titik yang sama dengan memakai baju toga dan menyandang sebuah gelar. Terimakasih kepada para dosen, pembimbing, sahabat dan teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat dan dukungan.” Ujarnya (Tim Redaksi FSyar)